Sayatidak intensif melakukan ikhtiar relaktasi. Saya menyusui Akas on demand aja, ga dipersering. Saya juga melakukan aktivitas emak rumah tangga sehari-hari sendiri. Saya baca ada lho yang relaktasi itu sampai nginap di RS kayak dirawat inap, biar di RS fokusnya memang cuma untuk menyusui dan ngurus bayi.

Tidak ada jaminan kisah menyusui seorang ibu akan berjalan semulus kulit bayi. Ada kalanya harus berhenti memberikan ASI karena berbagai faktor. Ketika akan memulai kembali, itu disebut fase relaktasi. Kabar baiknya, ini adalah hal yang sangat mungkin dilakukan. Relaktasi berarti memulai kembali menyusui bayi setelah periode tanpanya. Ekspektasi ibu harus realistis. Jangan lupa, sertakan support system terbaik agar tidak mudah merasa bersalah dan menghakimi diri sendiri. Faktor yang berpengaruh Tidak ada patokan berapa lama seorang ibu bisa kembali sukses menyusui buah hatinya. Ada yang perlu waktu beberapa minggu, ada pula yang lebih lama. Beberapa faktor yang turut berperan dalam kesuksesan relaktasi adalah Usia bayi Semakin kecil usia bayi, kemungkinan suksesnya relaktasi pun kian besar. Tingkat kesuksesan tertinggi ada pada ibu yang memiliki bayi berusia 3-4 bulan. Frekuensi Seberapa sering seorang ibu menyusui dan memerah ASI juga tak kalah penting. Faktor fisiologis yang paling krusial adalah seberapa sering payudara mengosongkan ASI. Ini akan memberikan sinyal ke otak untuk segera memproduksi ASI. Suplai ASI Jumlah dan konsistensi suplai ASI pada masa sebelum berhenti menyusui juga berperan. Apabila suplainya terjaga dengan baik, akan jauh lebih mudah melakukan relaktasi. Edukasi Ibu yang paham betul tentang relaktasi akan lebih teredukasi dan siap dengan berbagai aspeknya. Ini juga berlaku pada orang-orang sekitar yang turut berperan mulai dari pasangan, orangtua, pengasuh, kerabat, dan siapapun yang ada di lingkaran terdekat. Semua harus paham apa itu relaktasi. Dukungan Mengingat proses ini tidaklah mudah, perlu ada dukungan dari orang-orang terdekat. Bukan hanya dari konselor laktasi, namun juga keluarga dan teman-teman. Ini juga berlaku untuk dukungan dari pekerjaan. Sebab, relaktasi juga memungkinkan sang ibu untuk mengambil cuti dari pekerjaan untuk sementara. Baca Juga10 Manfaat Kurma untuk Ibu Menyusui, Wanita Wajib TahuPenyebab Ibu Menggigil Kedinginan Setelah Melahirkan atau Saat MenyusuiKenali Gejala dan Bahaya Mastitis Payudara untuk Kepentingan Si Kecil Berapa lama prosesnya? Tubuh setiap individu akan merespons berbeda saat menjalani relaktasi. Namun, perubahan awal akan terlihat setelah mencoba selama 2 minggu. Beberapa pakar juga meyakini durasi ini bergantung pada berapa lama anak berhenti menyusu langsung. Rata-rata pada sebagian besar kasus, relaktasi sepenuhnya perlu waktu sekitar 1 bulan hingga berhasil. Namun tetap, ini bukanlah patokan mutlak. Jika prosesnya berlangsung lebih lama dari 1 bulan pun, ibu tak perlu menyalahkan diri sendiri. Di sinilah pentingnya dukungan serta pemahaman bahwa relaktasi bukan hal yang bisa dibanding-bandingkan. Proses menyusui adalah perjalanan yang begitu fleksibel. Terlebih bagi ibu yang sebelumnya sudah menyusui, tentu jadi lebih mudah untuk kembali ke pola sebelumnya. Lalu, berikut ini beberapa strategi sukses relaktasi 1. Perah atau menyusui sesering mungkin Suplai ASI sangat bergantung pada seberapa sering payudara dikosongkan. Baik lewat menyusui langsung maupun memerah ASI. Semakin sering payudara kosong tuntas, tubuh akan segera memproduksi ASI untuk mengisinya kembali. Jadi, lakukan hal ini pada tahap awal relaktasi. Meski hanya ada beberapa tetes ASI atau bahkan tidak ada sama sekali, tetap lakukan. Dalam satu minggu, akan terlihat perbedaannya. Stok kesabaran harus diperbanyak ketika berada di fase ini. 2. Pilih waktu yang tepat Dibandingkan dengan memerah ASI, terkadang relaktasi dengan cara menyusui langsung rentan penolakan. Wajar, sebab bayi sedang terbiasa dengan metode menyusu lain semisal dari sendok, pipet, atau botol dot. Ada fenomena yang disebut dengan bingung puting. Oleh sebab itu, pilih waktu yang tepat untuk menawarkan menyusui langsung. Contohnya sebelum tidur, setelah mandi, atau ketika sedang melakukan skin-to-skin. Memberikan ASI ketika mereka setengah terlelap juga bisa menjadi pilihan tepat. 3. Perlekatan yang tepat Menyusui bukan sesederhana menempelkan payudara ke mulut bayi saja. Perlu ada perlekatan antara lidah dan mulut bayi ke arah areola payudara. Teknik hisapannya pun khusus agar bisa efektif mengeluarkan ASI. Kemudian, ibu perlu menyusui secara responsif sesering mungkin. Ketika masih kesulitan dengan proses perlekatan ini, jangan segan meminta bantuan konselor laktasi. Ahlinya akan membantu melihat di mana kekurangan dari proses perlekatan dan memperbaikinya. 4. Tetap berikan sumber nutrisi lain Ketika proses relaktasi berlangsung, sebaiknya tetap berikan sumber nutrisi lain apapun itu bentuknya. Mungkin lewat ASI perah yang diberikan lewat media lain, atau susu formula. Ini penting agar kebutuhan nutrisi seiring dengan pertumbuhan bayi tetap terpenuhi. 5. Bangun ikatan Ikatan antara ibu dan bayi sungguh luar biasa. Oleh sebab itu, jangan segan menyampaikan kepada si kecil tentang proses relaktasi ini. Mereka bisa mengerti afirmasi positif yang disampaikan ibunya. Selain dengan kata-kata, lakukan juga kontak langsung seperti berpelukan, skin-to-skin, atau bermain bersama sesering mungkin. Ini dapat memproduksi prolaktin yang bisa meningkatkan suplai ASI. 6. Jangan ragu mencoba Ada banyak sekali tips untuk membantu suksesnya relaktasi. Ibu tak perlu ragu mencoba, bahkan mulai dari hal sederhana sekalipun. Contohnya dengan sedikit memijat payudara sehingga ASI keluar sebelum menempelkannya ke mulut bayi. Banyak opsi yang ada, tak ada salahnya mencoba. Tak kalah penting, jangan membuat ekspektasi terlalu tinggi saat menjalani proses relaktasi. Ini justru akan membuat prosesnya rentan gagal dan memicu frustrasi. Tetap sabar dan konsisten mencoba. Baca JugaBayi Menggigit Saat Menyusu? Ini 7 Penyebab dan Cara MengatasinyaJus Pare untuk ASI, Sudah Terbukti untuk Melancarkan?Mengenali Kondisi Kesehatan Lewat Warna Pup Bayi Pup Berwarna Hitam, Bahaya atau Tidak? Ingat pula bahwa menyusui dengan cara langsung, lewat media lain, atau memberikan susu formula, bukan penentu apakah Anda ibu yang berhasil atau tidak. Sumber kedekatan atau bonding dengan si kecil juga bukan hanya diukur dari proses ini saja. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar proses relaktasi dan potensi kegagalan yang perlu diantisipasi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play. Pengalamansetiap wanita berbeda-beda saat melakukan relaktasi menyusui. Cara dan tingkat keberhasilannya pun berbeda-beda. Beberapa wanita mungkin sudah bisa menghasilkan ASI lagi dalam beberapa minggu, tetapi wanita lainnya ada yang membutuhkan waktu yang lebih lama. Ada juga yang gagal melakukan relaktasi menyusui. Relaktasi diartikan sebagai proses kembali menyusui setelah ibu tidak atau sangat jarang menyusui. Bila Anda berhenti menyusui dan ingin memulainya kembali, ada kemungkinan Anda akan berhasil, Bunda. Relaktasi memang membutuhkan usaha keras, tapi akan sebanding dengan hasilnya. Dan kami telah mengumpulkan beberapa informasi dasar tentang bagaimana melakukannya. Jadi simak terus informasi kami berikut ini ya Bunda!Baru ada sedikit penelitian tentang relaktasi, tapi penelitian yang ada dengan tegas menyatakan kalau relaktasi itu sangat baik untuk dilakukan. Dengan dukungan yang tepat, kebanyakan ibu bisa melakukan relaktasi. Pada beberapa penelitian, tingkat relaktasi sebagian atau penuh rentangnya dari 75 hingga 98 persen. Tapi ada satu faktor yang penting dan perlu diingat, pada kebanyakan penelitian ini, ibu menyusui sebaiknya menerima bantuan dari orang yang terlatih di bidang alasan umum yang membuat ibu ingin produksi ASI-nya kembaliBeberapa ibu kewalahan selama beberapa hari pertama menjadi ibu dan menyerah bayi sulit melakukan pelekatan awal dan ibu merasa frustrasi sehingga memutuskan memberikan susu ibu mengalami persalinan yang sangat sulit, depresi pasca melahirkan, atau masalah medis lain yang membuat sulit untuk mulai menyusui sehingga merasa bayi lahir prematur atau memiliki masalah medis yang menghalangi untuk bisa segera penyebab kesulitan awal menyusui yang pernah Anda alami, tetap mungkin untuk mengembalikan ASI dan menyusui bayi memulai proses relaktasi? Kehamilan dan kelahiran secara alami membuat payudara Anda bersiap untuk menghasilkan ASI. Ketika payudara memproduksi ASI, pengosongan ASI membuat payudara memproduksi ASI. Tapi, stimulasi payudara atau puting, misalnya ketika bayi menghisap payudara atau memerah ASI dengan tangan, bahkan ketika tidak ada kehamilan, bisa menstimulasi produksi prolaktin hormon penghasil ASI. Terlebih bila dilakukan cukup sering, bayi yang menghisap payudara atau memerah ASI bisa menstimulasi payudara untuk memproduksi ASI. Bila wanita mulai memproduksi ASI meski bila ia belum pernah hamil, ini dinamakan induced lactation. Tapi bila wanita pernah hamil, proses membangun persediaan ASI dianggap sebagai relaktasi mudah dilakukan?Ada variasi yang luas tentang mudah atau tidaknya ibu melakukan relaktasi. Kebanyakan ibu bisa memiliki sebagian persediaan ASI, yang lain bisa kembali menyusui secara penuh dan sebagian lagi kesulitan melakukan relaktasi. Relaktasi cenderung berhasil dengan baik bila ibu punya keinginan kuat untuk menyusui kembali, punya pengetahuan tentang menyusui, bayi bisa menghisap payudara dan dukungan dari orang sekitar, misalnya dari konselor yang mempengaruhi keberhasilan relaktasiPenelitian menyatakan Anda memiliki kesempatan lebih baik untuk berhasil relaktasi bila memilikiBayi masih berusia sangat bayi untuk menerima antara menyapih dan relaktasi tidak terlalu bantuan dari orang yang ibu dan bayi berbeda, dan relaktasi bisa tetap mungkin dilakukan meski Anda tidak memenuhi kriteria yang diinginkan. Bila bayi Anda berusia 4 bulan atau lebih kecil, biasanya akan lebih mudah untuk relaktasi. Relaktasi juga lebih mudah bila persediaan ASI terhitung baik selama 4 hingga 5 minggu pertama setelah ibu dengan bayi berusia lebih besar, ibu yang tidak memiliki ASI cukup di awal, dan ibu adopsi yang belum pernah menyusui juga bisa berhasil melakukan relaktasi. Ingat Bun, menyusui bukan hanya tentang ASI. Anak akan mendapat banyak manfaat dari menyusui meski bila ibu tidak memiliki persediaan ASI yang relaktasiUmumnya ada dua metode utama untuk relaktasi, bayi yang menghisap pada payudara atau memerah payudara atau gabungan keduanya. Metode mana yang paling berhasil bergantung pada kondisi individu masing-masing menghisap payudaraCara relaktasi yang paling simpel dan paling efektif adalah dengan bayi menghisap pada payudara. Semakin sering bayi menghisap payudara, semakin mungkin payudara merespon dan memproduksi Anda meletakkan bayi di payudara tapi ia tidak terlihat tertarik, tips berikut bisa membantuBersikaplah fleksibel mengenai kapan waktu untuk menawarkan anak untuk menyusu langsung di payudara dan jangan memaksa. Misalnya, banyak bayi mau menyusu di saat ia tenang dan rileks, seperti di kondisi setengah tidur atau baru saja bangun tidur. Beberapa bayi yang menolak menyusu selama siang hari bisa melakukan pelekatan dan menyusu dengan baik di malam hari karena alasan Anda menggunakan botol susu, menyusui dengan botol susu bisa supplementer menyusui. Alat ini membuat bayi menghisap di payudara dan menerima ASI tambahan di waktu yang sama. Ini berarti bayi mendapat tambahan selain menghisap payudara yang mungkin persediaannya sedikit. Menyusui lebih dari sekedar ASI. Menyusui berarti hubungan dengan bayi. Jadi meski bila Anda tidak bisa melakukan relaktasi dengan persediaan ASI penuh, bila menyusui membuat Anda merasa senang, maka tak perlu cemas tentang berapa banyak ASI yang Anda puting atau nipple shield bisa membantu bayi untuk tertarik menyusu langsung di Ibu juga bisa gunakan trik menawarkan payudara saat bayi ibu cukup terbantu dengan meletakkan ujung dot berisi ASI pada banyak kontak kulit dengan bayi. Coba lakukan pelekatan yang dipandu bayi. Bayi, terutama bila usianya di bawah 3 bulan lebih mungkin mencari payudara, melakukan pelekatan dan mulai menghisap bila ia menggunakan insting untuk memungkinkan, stimulasi refleks pengeluaran ASI sebelum meletakkan bayi di payudara sehingga ia mendapat ASI segera setelah mulai teknik relaktasi, pijat payudara, dan memerah bisa membantu menstimulasi refleks pengeluaran ASIBila bayi tidak mau melakukan pelekatan dan menghisap payudara secara langsung, Anda bisa memerah ASI untuk relaktasi. Ada banyak cara berbeda untuk memerah ASI. Bila Anda mencoba relaktasi, paling ideal memompa ASI sekitar 8 kali dalam 24 jam termasuk setidaknya satu kali dalam semalam menggunakan pompa ASI grade rumah memompa dalam waktu singkat misalnya sekitar 5 menit lebih baik untuk membantu membangun persediaan ASI dibanding sesi memompa yang lebih lama tapi kurang sering. Ketika persediaan ASI sudah mulai terbentuk, Anda bisa tingkatkan durasi Anda memerah. Banyak ibu merasa double breastpump paling cocok, karena bisa menghemat waktu dan beberapa penelitian menyatakan double breastpump bisa menghasilkan jumlah ASI yang lebih banyak. Setelah menggunakan pompa, selesaikan sesi pumping dengan memompa dengan tangan selama beberapa menit untuk mengosongkan payudara dengan maksimal sehingga produksi ASI akan makin banyak perlu Anda pertimbangkan sebelum melakukan relaktasiApa yang sebelumnya membuat Anda berhenti menyusui? Anda perlu membicarakannya bersama konselor laktasi sebelum memulai relaktasi. Bersiap juga untuk menghadapi perubahan pada tubuh Anda ada perubahan pada pola menstruasi ketika bayi mulai menyusu lagi dan ini akan mempengaruhi ovulasi Anda. Payudara, secara fisik, juga akan berubah penampilannya, areola menjadi lebih gelap dan payudara akan sering terasa penuh. Karena perubahan hormon, Anda juga akan merasakan perbedaan secara emosi. Dukungan jadi bantuan paling berarti bila Anda mengalami perasaan ini, tapi sebenarnya ini jadi tanda normal yang menandakan kalau tubuh mulai memproduksi ASI mungkin perlu waktu untuk memikirkan motivasi untuk relaktasi. Apakah penting bagi Anda untuk menyediakan ASI sebanyak mungkin? Atau Anda melakukan relaktasi demi terjalinnya ikatan yang dekat dengan bayi melalui menyusui? Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam menetapkan tujuan relaktasi. Bahkan Anda juga tidak merasa perlu menentukan tujuan apapun saat mau melakukan melakukan relaktasiAda dua hal yang terkait dengan relaktasi, Bunda akan mengembalikan persediaan ASI dan membiasakan bayi menyusu di payudara. Ketika Anda berusaha memenuhi dua hal ini, Anda perlu pastikan bayi terus berkembang. Tapi hal pertama dan mungkin menjadi hal paling penting adalah mencari dukungan selama melakukan dukungan selama relaktasiAnda dianjurkan mencari sumber dukungan untuk melakukan proses ini. Ibu perlu menerima bantuan dari orang yang terlatih untuk relaktasi, karena ini bisa mempengaruhi tingkat keberhasilannya. Anda bisa berkonsultasi dengan konselor laktasi atau dokter anak yang pro menyusui. Bantuan dari orang terlatih memang penting, tapi jangan remehkan kekuatan dukungan dari ibu lain, keluarga, dan mengembalikan persediaan ASISering kosongkan payudara. Bila bayi ingin menyusu, seringlah menyusuinya karena ini jadi hal yang paling efektif yang bisa Anda lakukan. Targetkan setidaknya 10 hingga 12 kali menyusui setiap 24 jam. Susui bayi di kedua payudara dengan durasi cukup lama untuk mengosongkan tiap payudara. Bila bayi menolak untuk disusui di payudara, gunakan pompa ASI untuk menstimulasi produksi ASI. Idealnya Anda harus memompa setidaknya tiap 3 jam. Pompa ganda memberi stimulasi lebih dibanding memompa satu payudara Bunda efektif menyusui. Saat bayi menyusu, pastikan ia memasukkan payudara cukup dalam ke mulut dan Anda merasa nyaman saat ia menyusu. Pelekatan yang dangkal dan terasa sakit berarti bayi tidak menyusu dengan efektif. Minta bantuan untuk mengatasi masalah ini dari orang yang ASI setelah menyusui. Coba pompa ASI setelah bayi menyusu dengan pompa payudara kelas rumah sakit. Karena persediaan ASI menyesuaikan dengan seberapa kosong payudara Anda, memompa setelah menyusui bisa jadi cara efektif untuk meningkatkan persediaan tekanan pada payudara. Ketika menyusui atau memompa, lakukan tekanan untuk sepenuhnya mengosongkan payudara dan menjaga bayi tenang ketika menyusu. Ini khususnya efektif ketika bayi tidur di membiasakan bayi menyusu di payudaraKontak kulit. Kontak kulit sangat besar pengaruhya dalam keberhasilan menyusui, dan bisa membantu proses relaktasi. Letakkan bayi yang hanya mengenakan popok di dada telanjang Anda sesering mungkin. Ia akan mulai melakukan pelekatan Baby-led Breastfeeding, posisi Laid Back Breastfeeding, dan co-bathing. Penelitian menunjukkan pentingnya insting lahir bayi dalam relaktasi. Bayi bisa merangkak, jongkok, dan menggeliat ketika menuju payudara sejak lahir. Penelitian juga menunjukkan bayi bisa mendapatkan kembali insting ini jauh setelah ia dilahirkan. Posisi menyusui berupa baby led breastfeeding melibatkan posisi bayi yang memungkinkan mereka merangkak ke payudara. Laid back breastfeding berarti bersandar untuk menyusu. Beberapa konselor laktasi juga berpendapat kalau mandi bersama bayi disebut co-bathing bisa membantu proses pelekatan yang baik. Seperti telah disebutkan di atas, pelekatan yang dalam membuat bayi menerima ASI paling banyak dan Anda merasa nyaman. Cari bantuan bila bayi kesulitan melakukan pelekatan dengan tekanan pada payudara. Ketika bayi tetap di payudara, remas payudara saat bayi menyusu. Ini efektif bila bayi tertidur di pelindung puting. Beberapa bayi yang minum dari botol lebih mau menyusu langsung di payudara bila ibu menggunakan pelindung puting karena ini membuat payudara terasa seperti dot botol. Tapi beberapa bayi ada juga yang kesulitan untuk menghisap ASI melalui nipple menyusui pada waktu yang tepat. Coba susui bayi ketika persediaan ASI di payudara lagi banyak, seperti malam dan pagi hari. Tawarkan payudara untuk menenangkan bayi bila ia sudah kenyang atau ketika ia tidur. Anda juga bisa berikan susu formula tepat sebelum bayi menyusu di bayi terus tumbuh. Bila Anda mengurangi susu formula ketika relaktasi, Anda perlu melakukannya secara bertahap. Pada tahap awal, kurangi susu formula satu ounce per hari. Sering lakukan pemeriksaan berat badan untuk memastikan bayi terus tumbuh secara normal. Jangan lupa cek popok kotor bayi agar Anda tahu apakah si kecil cukup mendapatkan ASI atau alami tingkatkan produksi ASI saat relaktasiBeberapa ibu menggunakan suplemen herbal seperti kelabat, obat seperti domperidone, booster ASI, atau galactogouge untuk menstimulasi produksi ASI. Tapi ini hanya akan membantu bila digabungkan dengan sering menyusui dan memompa jadi jenis herbal yang umum digunakan sebagai suplemen menyusui. Kelabat dianggap menstimulasi produksi keringat dan karena payudara terdiri dari kelenjar keringat, kelenjar ASI dan pengeluaran ASI jadi terstimulasi. Kebanyakan ibu menyusui yang mengonsumsi kelabat merasakan adanya peningkatan produksi ASI dalam 24 hingga 72 jam setelah konsumsi. Anda bisa meminumnya dalam bentuk pernah makan biskuit untuk ibu menyusui? Kemungkinan ada kandungan gandum di dalamnya. Gandum punya manfaat untuk produksi ASI. Meski hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan efek ini, para ahli menganggap peningkatan ASI setelah konsumsi gandum bisa berhubungan dengan tingginya kandungan zat besi. Meski tidak ada penelitian yang menyatakan gandum bisa membantu meningkatkan persediaan ASI, mengonsumsinya secara teratur ketika Anda menyusui kembali tidak Adas masuk dalam famili wortel dan telah lama dianggap sebagai galactogogue, dan beberapa penelitian menunjukkan manfaatnya untuk ibu menyusui. Adas sering ditemukan dalam teh dan suplemen untuk ibu menyusui tapi Anda bisa menggunakannya dalam kaya zat besi seperti bayam bisa efektif untuk mengembalikan tingkat zat besi, terutama bila Anda mengalami pendarahan pasca melahirkan atau kehilangan darah dalam jumlah abnormal selama proses kelahiran, karena ini bisa mempengaruhi kapan ASI keluar. Sebuah penelitian menunjukkan tingkat zat besi yang rendah terkait dengan persediaan ASI yang sedikit, jadi bila Anda mengalami kesulitan untuk memproduksi ASI, minta dokter memeriksa tingkat zat besi Anda. Makanan kaya zat besi lain yang bisa Anda konsumsi adalah daging, kacang, dan sayuran hijau umum, penting untuk makan makanan sehat ketika menyusui, tidak hanya agar bayi mendapat nutrisi yang baik tapi untuk memastikan tubuh Anda bekerja di level yang sehat juga. Ini termasuk konsumsi variasi buah, sayur, lemak sehat, biji-bijian, dan banyak merasa khawatir dengan persediaan ASI, konsultasikan ke konselor laktasi. Relaktasi berbeda pada tiap ibu, jadi memastikan solusi yang tepat untuk Anda sangat penting untuk menjaga hubungan menyusui yang bahagia dan relaktasi bisa terasa sulit dan makan waktu, tapi tetap mungkin dilakukan. Dengan dukungan, informasi yang tepat, dan dedikasi, relaktasi berhasil pada sebagian besar wanita dan memberi hasil yang menyenangkan. Rasa percaya diri akan mempermudah perjalanan relaktasi Anda.Ismawati
Relaktasibiasanya melibatkan 2 inisiatif: 1. Membawa bayi supaya mahu semula minum daripada payudara ibu. 2. Meningkatkan semula produksi susu ibu supaya ibu berupaya menyusukan anaknya secara eksklusif tanpa suplemen lain (terutamanya susu formula) Secara keseluruhannya, artikel ini ditulis bagi menjelaskan kedua dua inisiatif di atas.
Sejak hamil Saya sudah mengumpulkan banyak ilmu seputar per-ASI-an. Saya pahami dan yakini kalau anak kami bisa mendapatkan ASIX sampai 2 tahun, kami pun sudah menyiapkan segala peralatan perangnya, botol kaca dan plastik ASIP sudah distok sangat banyak, pompa ASI, Cooler Bag, Ice Pack, bahkankami juga mengganti kulkas 1 pintu kami dengan kulkas 2 pintu yang freezernya bisa tahan 8 jam kalau mati listrik, maka Saya pikir persiapan kami ini sudah matang dan Saya sudah siap menjadi Ibu. Setelah melahirkan, tibalah saat paling “menyenangkan” untuk Saya, sampai-sampai Saya merasa ternyata begini ya rasanya menjadi Ibu baru. Jahitan masih sakit, tenaga masih sangat lemah, kelelahan saat melahirkan, kurang tidur, baru mau memejamkan mata tiba-tiba anak nangis mau nyusu, puting lecet, PD bengkak, dll. SAKIT! Saya menjadi stress sehingga sempat ASI nya tidak keluar. Siapa bilang menyusui itu mudah?Suatu saat anak Saya nangis tidak berhenti2, sudah disusui berjam-jam, berpindah dari payudara kanan ke kiri ke kanan lagi, tetap saja menangis, Saya panik! semakin panik semakin merasa terpuruk, menyalahkan diri sendiri, merasa ASI Saya kurang! kesalahan terbesar dalam hidup Saya. Akhirnya setiap kali anak Saya tidak puas menyusu,Saya ambil stok ASIP di freezer, saat itusudah terkumpul +-12 botol, semakin hari stok ASIP di freezer semakin berkurang, Saya pun tidak lagi sempat menyetok ASIP karena anak Saya sedang lahap-lahapnya menyusui. Dan akhirnya stok ASIP pun habis. Akhirnya Saya putuskan untuk membeli sufor, dan berlanjutlah ASI mix sufor usia 1,5bln. Pupus sudah harapan Saya untuk memberi ASIX selama 2 tahun untuk anak Saya. Kala itu Saya tidak tau bahwa anak Saya sedang mengalami Growth Spurt, terbuktilah ternyata ilmu Saya masih sangat kurang mengenai per-ASI-an. Kehidupan berlangsung normal, Saya sudah mulai ceria, ga sakit lagi, ga lelah lagi, Alhamdulillah, Saya semakin menyayangi anak Saya. Sampai akhirnya setiap kali Saya mau menyusui, anak Saya menolak, menjerit, bahkan menangis kalau mau disusui. Astaghfirullah apa lagi ini? Usia anak Saya masih 4 bulan saat itu, akhirnya hanya sufor saja yang masuk, saya pompa ASI hanya saat penuh saja supaya ga bengkak sudah mulai melupakan management ASIP. Lama-lama Saya terlena dengan sufor, dan akhirnya stop pumping. Lagi-lagi Saya ga tau bahwa anak Saya mengalami bingung puting akibat penggunaan dot ini baru Saya ketahui setelah bergabung dengan komunitas EPING. Saat anak Saya usia 6 bulan, tiba2 ada perasaan bersalah saat melihat anak lain yang sedang minum ASI, ya Allah Saya mau relaktasi! Sudah terfikir untuk datang ke klinik laktasi, namun setelah tau biayanya, Saya mundur.. karena saat itu kondisi ekonomi keluarga kami sangat pas-pas an. Akhirnya Saya browsing cara-cara relaktasi tanpa bantuan dokter. Saya membaca bahwa seorang wanita yang mengadopsi anak saja bisa mengeluarkan ASI, jadi Saya optimis pasti bisa! Saya membaca blog seorang dokter, disana Saya mendapatkan info ternyata bisa tanpa bantuan dokter asalkan saat aerola dipencet ASInya masih keluar walau sedikit, YESS!! Saya coba, walau ga disusuin langsung, hanya marmet memerah dengan tangan, prosesnya kurang lebih 1 bulan sampai akhirnya berhasil mengumpulkan 2 botol dalam waktu 24 jam ASI diperah tiap 2 jam, dikumpulkan dalam 24 jam, Saya senang sekali, walaupun ga bisa full ASI, tapi anak Saya masih bisa mencicip ASI setiap hari. Terus mengandalkan marmet/pumping sampai usia anak Saya 8 bulan. Sampai akhirnya ada masalah di kantor Saya, yang membuat Saya tidak bisa lagi konsisten pumping 2 jam sekali, akhirnya Saya menyerah, Saya lelah menjadi EPING Exclusive Pumping. Anak saya pun full sufor kembali. Saat usia anak Saya 11 bulan, masuklah saya ke komunitas Exclusive Pumping Mama Indonesia, disana sangat banyak ternyata ibu-ibu yang tidak bisa menyusui langsung ke anaknya, hanya mengandalkan pumping, stok ASIP, tapi mampu mengASIhi anaknya sampai usia 2 tahun, SALUT! Saya gemetar, merinding sendiri, dan menyesal lagi, kali ini lebih terpuruk, penyesalannya lebih parah dari sebelumnya, kenapa waktu itu Saya menyerah? Kenapa ga dari dulu Saya menemukan komunitas ini? Tangisan pun pecah kembali. Tapi hebatnya, di komunitas tersebut banyak motivasi, banyak bimbingan, banyak yang menyemangati, akhirnya Saya bangkit, dengan niat untuk relaktasi yang kedua kalinya, awalnya Saya pesimis karena sudah 4 bulan stop pumping dari usia anak Saya 8 bulan sampai 11 bulan, tapi Allah maha kuasa, saat Saya pencet ASI masih keluar walau diujung saja JAkhirnya Saya jalani kembali cara relaktasi yang pernah Saya lakukan sebelumnya, Alhamdulillah dalam waktu +-3 bulan usia anak Saya 14 bulan, dalam 1 sesi pumping kanan dan kiri saya bisa mendapatkan 30ml ASIP untuk anak Saya. Kedepannya, apabila Saya diizinkan untuk memiliki anak lagi, Saya akan menebus kesalahan Saya ini, dengan mencari ilmu yang lebih banyak lagi dari sebelumnya, karena ternyata menyusui itu tidaklah semudah yang dibayangkan, dan banyak sekali ilmu yang harus dipelajari untuk bisa mengASIhi Kisah inspiratif oleh Bunda Rani A Abiyudha
PengalamanMenyusui (Berhasil Relaktasi) May 22, 2021 Spread the love Menyusui dan memberi ASI ekslusif pastinya adalah impian kebanyakan Ibu yang punya anak. Pada saat anak lahir, saya juga memiliki komitmen untuk setidaknya menyusui selama tiga bulan pada saat cuti melahirkan. Menyusui adalah hal yang didambakan oleh hampir semua ibu. Namun, pada kenyataannya tidak semua ibu bisa menyusui anaknya. Ada yang hanya bisa menyusui sebentar, ada juga yang memulai relaktasi setelah sempat berhenti menyusui.“Aku mau anakku untuk menyusui langsung atau direct breastfeeding,” ucap salah satu anggota Orami Newborn, Diana Sari 27 ketika ditanya alasan melakukan itu, keinginan relaktasi juga diperkuat karena anaknya terlahir premature otomatis terpisah dalam perawatan dan rumah sakit mengajarinya untuk pemberian ASI adalah dot. Sehingga, ia pun bertekad untuk memperbaiki bonding dengan Si Kecil yang sempat hilang selama dua bulan awal apa itu relaktasi? Dilansir dari centers for disease control and prevention, relaktasi adalah proses di mana orang tua membangun kembali laktasi setelah berhenti untuk beberapa waktu minggu atau bulan. Relaktasi juga dapat diterapkan pada orang tua yang sebelumnya menyusui atau menyusui anak kandung dan sekarang ingin membuat susu untuk anak angkat, anak pasangan, atau anak yang dilahirkan oleh ibu Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Relaktasi dapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan Melakukan RelaktasiSaat Moms memulai kembali perjalanan dengan relaktasi, penting memahami bahwa semua orang berbeda dan menanggapi upaya relaktasi pun dengan tingkat kesuksesan yang berbeda. Bahkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan relaktasi yaitu1. Persiapkan MentalFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockSebaiknya, Moms mendiskusikan terlebih dulu alasan-alasan yang memutuskan relaktasi, beritahu Dads dan ajaklah keluarga untuk membantu Moms mempersiapkan mentalBersiap-siaplah untuk menghadapi stres yang mungkin akan Moms alami selama minggu-minggu pertama dimulainya masa relaktasi. Ada kemungkinan bayi menolak menyusu langsung dari payudara Moms, atau bayi akan lebih banyak menangis karena merasa frustasi dengan sedikitnya ASI yang mulai dukungan mental dari orang-orang terdekat di sekitar Moms, selain suami dan keluarga. Misalnya, dokter, konsultan laktasi ataupun teman Moms yang pernah berhasil melakukan kegiatan mindset Moms. Sama halnya dengan ketika pertama kali mulai menyusui setelah melahirkan bayi Moms, confidence kepercayaan diri dan commitment komitmen adalah kunci utama keberhasilan program bahwa Moms akan mampu untuk memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, dan walaupun awalnya terasa sangat sulit, namun Moms yakin bahwa perjuangan Moms akan membuahkan hasil yang manis, yaitu Air Susu Lakukan Persiapan AwalFoto Relaktasi Foto ShutterstockFoto Orami Photo StockJika Moms dan Dads telah dengan mantap memutuskan untuk melakukan relaktasi, berikut adalah persiapan awal yang dapat Moms lakukanPastikan Moms cukup makan dan minumMulai meningkatkan konsumsi protein dan cairan ke dalam menu makan Moms sehari-hari untuk membantu mempercepat tubuh dalam memproduksi obat kepada dokter Minta obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi ASI, atau mulai mengonsumsi jamu ataupun jenis makanan lainnya yang dipercaya dapat meningkatkan produksi beristirahatMulailah mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa Moms delegasikan, karena Moms akan menghabiskan hampir seluruh waktu Moms bersama bayi Moms selama minggu-minggu pertama program jadwal kegiatan Moms diluar rumah, dalam minggu-minggu pertama masa relaktasi sedapat mungkin Moms menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama bayi skin to skin contact dengan bayi MomsTidurlah bersamanya baik pada malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah buah hati Moms sesering mungkin. Katakan kepadanya bahwa Moms sangat mencintainya, dan Moms ingin memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, yaitu Juga Cara Mensterilkan Dot Bayi dan Botol Susu yang BenarSebisanya mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi Moms dikerjakan oleh Moms sendiri. Memandikan, menggantikan popok, menidurkan dan mengajaknya memposisikan bayi pada payudara Moms. Cobalah dengan berbagai cara untuk menemukan kembali posisi yang paling nyaman ketika Moms mulai Atur Waktu untuk RelaktasiFoto Relaktasi Orami Photo StockBerapa lama relaktasi bisa berhasil dilakukan? Tiap tubuh bereaksi berbeda terhadap upaya relaktasi. Namun, Moms dapat melihat beberapa hasil awal dalam waktu sekitar 2 minggu setelah mencoba. Beberapa ahli percaya bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berhubungan sama dengan berapa lama sejak Moms disapih dari bukunya, Breastfeeding Answers Made Simple, Nancy Mohrbacher, IBCLC, menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang ada, relaktasi penuh rata-rata membutuhkan waktu sekitar 1 bulan bagi kebanyakan Melakukan RelaktasiFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockBerikut ini beberapa tips melakukan relaktasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia1. Bila Bayi Mau MenyusuSusuilah bayi sesering mungkin setiap 1 jam, paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam. Gunakan kedua payudara, minimal 10-15 menit setiap payudara pada satu kesempatan menyusui. Pastikan posisi dan pelekatan bayi pada payudara adalah asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi minimal 6 kali atau lebih dari sehari. Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Metode finger yaitu memasukkan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi, biasanya digunakan untuk meningkatkan reflex menghisap awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula, dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana sisi yang satu lagi di tempelkan pada dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saat bayi menyusu pada payudara drip drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing Trainer System Lact- id International Supplemental Nursing System Medela juga dapat Bila Bayi Tidak Mau MenyusuPastikan Si Kecil dalam keadaan sehat. Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mungkin dengan menggunakan metode kangguru. Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-20 menit, 8-12 kali sehari. Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu dan gunakan alat bantu seperti menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Monitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari. Lakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman untuk ibu dan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan seimbang. Penggunaan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI lactogogues/galactogogue mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil melakukan relaktasiBaca Juga Cara Memandikan Bayi Baru Lahir, Panduan untuk Ibu BaruTips Meningkatkan Produksi ASI saat RelaktasiFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockMeskipun Moms mungkin pernah mendengar dari ibu-ibu lain yang bersumpah bahwa mereka meningkatkan produksi ASI dengan makan oatmeal setiap hari atau menyesap teh fenugreek, hanya ada sedikit bukti berkualitas tinggi di luar sana yang membuktikan bahwa makanan ini benar-benar adalah lima makanan untuk meningkatkan suplai ASI saat relaktasi1. Konsumsi FenugreekRamuan ini sering dikonsumsi dalam bentuk teh. Diperkirakan mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat membantu meningkatkan produksi umumnya dianggap aman untuk wanita menyusui, tetapi tanyakan kepada dokter atau konsultan laktasi Anda sebelum meminumnya, karena ini bukan untuk semua orang seperti wanita dengan riwayat kanker sensitif hormon dan dapat menyebabkan efek Konsumsi Biji AdasBiji adas yang renyah dan beraroma licorice sering kali muncul dalam apa yang disebut kue laktasi karena dianggap mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat meningkatkan suplai penelitian kecil menemukan bahwa konsumsi biji adas memang meningkatkan suplai ASI, serta menambah berat badan bayi. Tetapi penelitian lain belum menemukan manfaat apa Konsumsi Daging dan Unggas tanpa LemakSemua makanan ini kaya zat besi, yang merupakan kunci suplai susu. Tetapi tidak ada penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging dan peningkatan produksi susu ketika dengan konsultan laktasi atau dokter spesialis menyusui sangat penting saat Moms menangani relaktasi. Para profesional ini akan dapat memberikan tip kepada Moms berdasarkan riwayat kesehatan dan menyusui Moms Juga 9 Rekomendasi ASI Booster untuk Melancarkan Produksi ASIPenting juga bagi Moms untuk tetap berhubungan dengan dokter anak Moms. Moms ingin memastikan Si Kecil terus tumbuh saat Moms beralih dari susu penting untuk memiliki sistem pendukung emosional saat Moms mencoba berhubungan dengan Si Kecil. Moms dapat menghubungi organisasi sukarelawan menyusui untuk mendapatkan dukungan dan kemungkinan terhubung dengan ibu lokal lain yang telah relaktasi. Moms juga mungkin dapat menemukan ibu daring yang telah melakukan ini, ada begitu banyak kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang yang senasib dengan Moms. Mereka dapat menyemangati Moms dan membuat Moms merasa tidak terlalu sendirian. Semangat relaktasi!
Relaktasiadalah suatu upaya yang dilakukan agar ASI kembali lancar walau sempat berhenti menyusui. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui karena beberapa hal, namun memutuskan untuk memulainya kembali. Kenapa mama perlu melakukan relaktasi?
Tinggal beda kota dengan Ibu sejak duduk di bangku SMP ibarat sudah menjadi makanan sehari-hari bagiku, sampai saat aku sudah bekerja sekarang. Rasa rindu pada Ibu yang menggebu memang tak terelakkan, jika hal-hal yang tak menyenangkan datang. Dan pada saat itu, pelukan ibu cenderung lebih melegakan sekaligus menenangkan. Salah satu hal yang juga sangat kita dambakan. Tapi hidup itu pilihan, kan ya? Ada dua sisi yang tak mampu dihindari saat kita sudah menentukan pilihan. Tak jarang banyak hal yang tak kita sukai dan kerap pula tak sedikit hal yang pantas disyukuri. Nah, inilah beberapa momen yang patut kita syukuri sebagai anak saat situasi tak memungkinkan untuk bisa terus-menerus melakukan aktivitas bersama Ibu, sosok luar biasa yang tak henti berdoa untuk kebaikan dalam hidup kita. 1. Ketika memasak bersama Ibu saat pulang ke kampung halamanRitual pagi hari yang mau tak mau kita lakoni, membantu Ibu di dapur. Jika di tanah rantau, kita cenderung memilih cara yang praktis apalagi soal mengisi perut. Kita tak mau repot dengan pergi ke pasar, memasak lalu menikmati hasil olahan sendiri. Ah, bagi sebagian perempuan, proses itu cenderung kurang efisien dari segi waktu. Ya, efek positifnya memang kita bisa belajar sisi efektif juga ditunjang dengan maraknya penggunaan aplikasi pesan antar makanan online yang iklannya hampir tiap hari kita jumpai di jalan dan tayang sebagai iklan di televisi. You all know guys, pada saatnya nanti, setiap perempuan akan menjadi Ibu. Memasak adalah salah satu skill yang harus dan mau tak mau kita lakukan. Jika di kampung halaman, sepatutnya kita membantu meringankan salah satu pekerjaan rutin Ibu, acap kali, kita kurang percaya diri tentang kemampuan kita dalam masak-memasak. Ah, bukankah tahap belajar itu dimulai ketika fase terpaksa’? Nah, dengan membantu Ibu memasak, kita secara langsung belajar memasak. Mulai dari mengupas bahan-bahan yang akan dimasak, mencuci sayuran dan mengolahnya jadi makanan yang siap Ketika berbelanja bersama IbuBagi anak rantau yang disibukkan dengan urusan pekerjaan atau perkuliahan, waktu hangout bersama Ibu menjadi momen mahal nan jarang. Hal itu akan menjadi kenangan yang senantiasa dirindukan. Jika di tanah orang kita cenderung mandiri, apa-apa dilakukan sendiri. Pun begitu juga dengan ibu yang tinggal di kampung halaman. Tak ada anak yang memboncengkan dengan motor dan tak ada yang menemani ke sana ke mari termasuk berbelanja kebutuhan Ketika aku berbagi cerita ke IbuRasa rindu pada Ibu tak melulu reda lewat pelukan. Tak jarang, ia menjelma menjadi sikap sabar seorang Ibu tatkala menghadapi celoteh dan ceriwis anaknya dalam bercerita. Ya, bercerita tentang apapun; pengalaman, pekerjaan, harapan, keluh-kesah, hobi, mimpi, seseorang yang sedang disukai atau yang lainnya. Bersama Ibu, tempat paling nyaman dan terpercaya dalam menampung cerita. Beliau akan dengan senang hati mendengarkan, memberi masukan, dan sesekali menegur jika ada hal-hal yang menurutnya kurang pantas Ketika makan di luar bersama IbuSebagai anak rantau, semestinya aku bersyukur jika Ibu kerap menjenguk di kota tempatku menghidupkan mimpi dan memperjuangkan apa-apa yang pantas untuk diusahakan semaksimal mungkin. Ibu dengan sikap legawanya memahami jika saat-saat tertentu aku tak selalu bisa pulang. Beliau cenderung mengalah untuk menyambangiku di sini, kota di mana aku menemukan passion yang ingin bersama, meski di warung pinggir jalan nan sederhana dengan rentang waktu seminggu sekali bahkan dua minggu sekali memang membahagiakan. Memang momen itu penting, tetapi tentang siapa yang menemani itu juga tak kalah penting. Hmm, tentunya Ibu yang kita harapkan untuk selalu ada di setiap hari saat kita bangun tidur dan menjadi sosok penting yang kita pinta doa sekaligus ridho tanpa Ketika menemani Ibu menghadiri undangan pernikahanMenjadi anak yang belum menggenap alias menikah dengan waktu yang juga tersedia dan jadwal kerja yang hanya lima hari saja. Hal itu membuat Ibu tak jarang memintaku untuk menemaninya datang ke momen sakral anak temannya masa sekolah dulu. Tak tega membiarkan beliau hadir sendiri, tanpa ada yang menemani dan mengantar, membuatku melapangkan hati untuk menyanggupi. Rasa keengganan kusembunyikan perlahan demi Ibu yang sangat berjasa dalam kehidupan. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ”
Ibuyang baru melahirkan pertama kali biasanya memiliki lebih sedikit pengalaman menyusui, sehingga lebih berpotensi memberikan makanan pralaktasi. Jika relaktasi berhasil, ibu dapat kembali Relaktasi perlu dilakukan bila mama sempat berhenti menyusui si Kecil karena alasan tertentuMama pernah berhenti menyusui dan berniat kembali melakukannya? Bila iya, yuk coba melakukan relaktasi, Ma. Relaktasi adalah suatu upaya yang dilakukan agar ASI kembali lancar walau sempat berhenti menyusui. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui karena beberapa hal, namun memutuskan untuk memulainya kembali. Kenapa mama perlu melakukan relaktasi?Ketika bayi tidak menyusu dalam beberapa hari atau beberapa minggu, biasanya produksi ASI menjadi tidak lancar. Hal ini disebabkan karena tidak terstimulasinya payudara Mama oleh isapan bayi. Maka dari itu mama membutuhkan relaktasi bagaimana cara melakukan relaktasi? Berikut tips relaktasi yang sudah rangkum. Yuk, disimak, Ma!1. Mengenalkan si Kecil sudah tidak menyusu dalam waktu yang lama, maka si Kecil kemungkinan besar bisa mengalami 'bingung puting'.Bingung puting merupakan kondisi saat bayi tidak lagi mengenali puting mama. Hal ini bisa terjadi karena bayi sudah terbiasa dengan dot atau empengnya ketika berhenti menyusu. Akibatnya, bayi tidak tahu cara menyusu yang dapat mengatasinya dengan sesering mungkin menempelkan puting ke mulut si Kecil. Terutama, ketika ia merasa lapar. Namun, pastikan si Kecil merasa nyaman ya Ma, jangan melakukannya dengan paksaan karena ini dapat membuat ia menjadi trauma dan justru menolak untuk Bangun kedekatan dengan si KecilPexels/PixabayBangunlah kedekatan dengan si Kecil. Sebab, tidak menyusu dalam waktu lama dapat membuat Mama kehilangan bonding dengan buah bisa membangun bonding dengan cara memeluk si Kecil, memberikan ciuman, dan mendekatkannya pada dada Mama sambil mencoba berbagai posisi Picks3. Memompa payudaraCara lain yang bisa Mama terapkan adalah dengan rajin memompa payudara dengan menggunakan alat pompa ASI. Pompalah ASI setidaknya 2 sampai 3 jam sekali, agar payudara lebih sering pumping juga dapat membantu mengosongkan payudara mama agar ASI tidak menumpuk. Seperti yang sudah diketahui juga, payudara yang penuh bisa membuat Mama merasa tidak nyaman bahkan dapat menyebabkan payudara membengkak atau Melakukan pijat memompa payudara, Mama juga bisa melakukan pijatan lembut pada payudara untuk merangsang ASI supaya kembali pijatan dengan gerakan memutar, mulai dari pangkal payudara hingga ke ujung puting dengan menggunakan minyak zaitun atau minyak esensial lainnya. Pijatlah payudara dengan tekanan yang lembut agar kelenjar ASI tidak sakit dan Meminta bantuan suamiSelain melakukan secara mandiri, Mama juga bisa meminta bantuan papa untuk melakukan pijatan pada payudara. Pasalnya, sentuhan suami tidak hanya dapat membantu melancarkan sumbatan pada kelenjar ASI, namun juga dapat memicu hormon ahli meyakini bahwa hormon oksitosin dapat memperbanyak produksi ASI dan melancarkan ASI Mengkonsumsi makanan perangsang ASIPexels/Ella OlssonSelain melakukan perawatan dari luar, Mama juga bisa merangsang produksi ASI dari dalam dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi yang dapat melancarkan produksi ASI, seperti kacang-kacangan, sayur hijau dan Memperbanyak minum air putihSelain mengonsumsi makanan penuh nutrisi, Mama juga harus memperbanyak asupan air putih. Air putih diyakini dapat membuat tubuh tetap segar dan mampu menjaga suplai hanya itu, rutin minum air putih minimal dua liter sehari bisa menghindari mama dari risiko dehidrasi, dia berbagai tips untuk melakukan relaktasi, Ma. Bagaimana, sudah siap untuk menyusui kembali?Baca JugaHasil Penelitian Menyusui Bisa Meningkatkan Fungsi Otak MamaAmankah Tertidur saat Menyusui?ASI Eksklusif Bisa Membuat Bayi Lebih Cerdas, Mitos atau Fakta?

Setelah2 hari dirawat, alhamdulillah adik kanaya mau menyusu di PD-ku, meskipun masih bingung puting tapi aku seneng bgt liatnya. Dan paginya, menyusul kakak kirana juga mau menyusu. Total 4 hari aku dan twins dirawat untuk melakukan relaktasi.. alhamdulillah relaktasiku bisa dibilang berhasil! Meskipun memang ASIku belum banyak keluar, tapi

Bayi menyusu pada ibu merupakan aktivitasnya dalam memenuhi kebutuhan dasar sebagai manusia, yaitu asah-asih asuh. Dengan menyusu pada ibu, ia akan mendapat pemenuhan kebutuhan asah, yaitu stimulasi untuk perkembangan emosionalnya dalam berinteraksi dengan sesama, dalam hal ini terutama dengan ibunya. Jalinan kasih sayang akan terbangun antara bayi dan ibu sebagai manifestasi pemenuhan kebutuhan asih, dan zat-zat gizi yang terkandung dalam air susu ibu akan dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya sebagai pemenuhan kebutuhan menyusui bagi ibu adalah salah satu aktivitas yang dapat memberi kepuasan lahir batin ibu, tetapi saat ia menyusui anaknya banyak sekali kendala yang akan ditemui seperti minimnya pengetahuan ibu dan ayah mengenai laktasi, tekanan dari keluarga dan sebagainya yang berakibat berkurangnya produksi air susu ibu, sehingga ibu gagal menyusui. Jika ibu tersebut memutuskan kembali menyusui anaknya setelah berhenti menyusui, tanpa melihat berapa lama laktasi terhenti, hal ini disebut dengan relaktasi atau kembali menyusui. Timbulnya keinginan ibu untuk kembali menyusui sering kali juga didasari karena pemberian susu formula yang tidak cocok, bayinya sakit bahkan sampai menjalani perawatan di RS ataupun keinginan karena melihat teman yang berhasil menyusui bayinya secara eksklusif. Bahkan pada situasi bencana melanda, relaktasi merupakan salah satu hal yang perlu mendapat dukungan dari semua instansi terkait dalam penanggulangan semua wanita beruntung dapat hamil, melahirkan dan menyusui bayi. Berbagai macam hal dilakukan untuk mengatasi kegagalan dalam memiliki anak antara lain dengan adopsi anak yang akhirnya akan menimbulkan keinginan ibu untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar anak adopsinya, yaitu dengan menyusuinya. Hal ini kita kenal dengan istilah induksi relaktasi dan induksi laktasi perlu kita dukung, bukan hanya dengan dukungan moril tetapi juga memberikan pengetahuan laktasi yang memadai. Makalah ini akan membicarakan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan relaktasi dan induksi laktasi yang sekarang semakin menjadi tren di kalangan laktasi yang terjadi pada relaktasi dan induksi laktasiTelah kita ketahui proses laktasi akan melibatkan unsur hormonal di dalam tubuh manusia. Setelah memasuki usia kehamilan 16 minggu, wanita hamil tersebut sudah mulai memproduksi ASI, tetapi produksi ASI tidak berlanjut karena tertahan oleh kehamilannya. Ketika bayi lahir dan plasenta keluar, hormon yang mempengaruhi proses pembentukan ASI akan menjadi aktif, apalagi bila tindakan inisiasi menyusu dini IMD bayi akan mengirim sinyal ke otak ibu untuk mempengaruhi bagian otak yang disebut hipofisis. Hipofisis bagian depan akan mengeluarkan hormon prolaktin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan refleks prolaktin yang berperan dalam produksi ASI. Hipofisis bagian belakang akan mengeluarkan hormon oksitosin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan refleks oksitosin untuk kontraksi otot yang ada di sekeliling saluran ASI, sehingga ASI yang sudah diproduksi akan dapat maupun masalah-masalah psikologis pada ibu dapat menghambat kerja oksitosin seperti kekhawatiran ibu bahwa ia tidak mampu menyusui atau merawat bayi, khawatir mengenai pekerjaannya, perselisihan dengan pasangan ataupun anggota keluarga yang lain. Sebaliknya rasa bahagia menjadi seorang ibu, senang dapat berdekatan dengan bayi, senang mengetahui suami ikut berpartisipasi dalam pengasuhan anak dan hal lain yang menyenangkan ibu akan memicu pengeluaran demikian kita mengetahui bahwa hal yang utama untuk proses laktasi adalah stimulasi pada payudara, baik itu oleh hisapan bayi ataupun kegiatan memerah ASI, baik secara manual ataupun dengan bantuan alat. Jadi walaupun seorang wanita tidak mampu untuk hamil dan melahirkan, ia akan dapat memproduksi ASI karena ASI tidak diproduksi dari hormon yang berhubungan dengan proses reproduksi melainkan dari bagian otak yang bernama bayi merupakan hal yang terbaik untuk stimulasi payudara dalam memproduksi dan mengeluarkan ASI. Untuk dapat mengeluarkan ASI secara efektif, bayi harus dapat melekat dengan baik pada payudara. Bayi yang melekat dengan baik akan membuka mulut dengan lebar, dagu bayi akan menempel pada payudara ibu, sebagian besar areola terutama areola bagian bawah masuk ke dalam mulut bayi. Bibir bawah bayi tampak terpuntir keluar, bayi menghisap kuat dengan irama perlahan dan ibu merasa nyaman, tidak merasa perih pada puting bayi baru lahir pelekatan yang benar tergantung dari posisi bayi menyusu pada ibu. Posisi bayi menempel menghadap ibu, satu tangan bayi terletak di belakang badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Kepala bayi terletak pada lengkung siku, menghadap payudara dan puting berada di depan muka bayi. Sangga bokong bayi dengan telapak tangan ibu, bila diperlukan gunakan bantal untuk menyangga tangan ibu. Bayi yang lebih besar, seringkali sudah memiliki posisi menyusu yang nyaman baik untuk bayi maupun yang dibutuhkan untuk ASI mulai berproduksi sangat bervariasi antara wanita, umumnya produksi ASI muncul setelah 1-6 minggu kemudian, rata-rata dalam 4 minggu. Beberapa wanita tidak pernah dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan laktasi ataupun untuk mempertahankan pemberian ASI eksklusif, tetapi beberapa wanita mampu dalam beberapa hari mencapai jumlah yang cukup. Dalam penelitiannya Seema dkk. melaporkan keluarnya ASI antara 2-6 hari, dimana relaktasi sebagian tercapai dalam 4-28 hari dan relaktasi penuh tercapai antara 7-60 ASI pada wanita yang melakukan relaktasi ataupun induksi laktasi tidak berbeda dibandingkan dengan wanita yang menyusui sejak kelahiran bayinya. Kleinman dkk. menemukan bahwa kolostrum tidak pernah diproduksi oleh wanita yang tidak pernah hamil, walaupun demikian jumlah total protein dan imunoglobulin adalah sama pada hari yang mempengaruhi keberhasilan relaktasi dan induksi laktasi1. Hal yang berhubungan dengan bayiKeberhasilan terletak pada hisapan bayi yang dipengaruhi olehKeinginan bayi untuk menyusu. Keberhasilan relaktasi dan induksi laktasi akan terjadi bila bayi segera menyusu saat didekatkan pada payudara. Pada awalnya bayi memerlukan bantuan untuk dapat melekat dengan benar pada payudara. Salah satu penelitian relaktasi menemukan bahwa 74% bayi menolak untuk segera menyusu pada awal laktasi yang disebabkan karena bayi kesulitan melekat pada payudara dan memerlukan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih untuk mengatasinya. Penolakan pada awal laktasi bukan berarti bayi akan selalu menolak menyusu pada ibu, diperlukan kesabaran ibu untuk menghadapi hal bayi. Akan lebih mudah melakukan relaktasi ataupun induksi laktasi pada bayi baru lahir sampai bayi berusia kurang dari 8 minggu. Walaupun demikian Thorley melaporkan keberhasilan relaktasi pada ibu-ibu dengan anak berusia lebih dari 12 waktu laktasi terhenti breastfeeding gap. Umumnya relaktasi akan lebih mudah bila waktu terhentinya laktasi belum lama, tetapi Thorley melaporkan keberhasilan relaktasi pada anak berusia lebih dari 12 bulan yang sudah lama terhenti makan bayi selama terhentinya laktasi. Seema melaporkan kesulitan mengajari bayi untuk menyusu bila bayi tersebut sudah terbiasa menggunakan botol susu. Penelitian Lang dkk. menemukan bayi dengan berat lahir rendah yang diberikan minum dengan cangkir pada fase transisi perubahan pemberian minum, akan lebih mudah menyusu pada ibu dibandingkan mereka yang mendapat minum dengan menggunakan botol mendapat makanan pendamping. Relaktasi dan induksi laktasi akan sulit dilakukan pada bayi yang sudah mendapat makanan pendamping. Dianjurkan untuk tidak mengenalkan makanan pendamping sebelum bayi berusia 6 bulan, kecuali saat bayi sudah berusia 4-5 bulan tidak mengalami kenaikan berat badan sesuai dengan umur dan jenis kelamin Hal yang berhubungan dengan ibuFaktor tersebut adalahMotivasi ibu. Ibu mempunyai motivasi yang kuat karena mengetahui laktasi sangat penting dalam mendukung kesehatan bayi. Di Papua, ibu termotivasi untuk melakukan relaktasi ketika mengetahui bahayanya penggunaan susu formula. Keinginan ibu untuk mengeratkan hubungan batin dengan anak adopsinya juga menjadi salah satu dasar induksi waktu dari berhentinya laktasi lactation gap. Umumnya makin pendek waktu terhentinya laktasi, makin mudah ibu untuk melakukan relaktasi, namun Agarwal dan Jain melaporkan keberhasilan relaktasi dalam 2 minggu walaupun laktasi sudah terhenti selama 14 payudara ibu. Adanya infeksi atau luka pada payudara maupun bentuk puting yang terbenam menjadikan alasan ibu menghentikan laktasi. Setelah infeksi teratasi dan ibu mendapat bimbingan laktasi, motivasi ibu muncul untuk menyusui anaknya ibu untuk berinteraksi dengan bayinya dan dukungan dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan. Ibu melihat bayi memiliki minat untuk menyusu, rasa kasih sayang antara ibu dan bayi terjalin sehingga ibu tergerak untuk memberikan air susunya kepada bayi. Tentunya bagi ibu bekerja apabila hal ini mendapat dukungan dari tempatnya bekerja, relaktasi ataupun induksi laktasi akan berhasil laktasi sebelumnya. Ibu yang memiliki pengalaman laktasi sebelumnya tidak terlalu mempengaruhi kemampuan relaktasinya. Nemba menemukan 11 dari 12 ibu yang belum pernah menyusui mampu melakukan laktasi dalam 5-13 hari setelah mengikuti protokol induksi laktasi. Seema melaporkan tidak terdapat perbedaan keberhasilan relaktasi antar ibu yang baru memiliki anak satu dibandingkan dengan ibu yang sudah memiliki anak lebih dari satu untuk melakukan relaktasiEvaluasi kembali apa yang menjadi motivasi ibu untuk melakukan relaktasi. Siapkan mental ibu dan cari dukungan terutama dari keluarga terdekat suami, orangtua atau teman dekat. Dibutuhkan kesabaran yang tinggi karena seringkali memerlukan waktu yang lama sehingga ibu merasa putus asa dan membutuhkan ke klinik laktasi untuk bertemu dengan konsultan laktasi. Dibutuhkan arahan dan dukungan dari konsultan laktasi mengenai tehnik dan posisi menyusui yang baik dan dianjurkan untuk sering melakukan kontak kulit dengan bayi skin-to-skin contact pada saat bayi tidak menyusu antara lain dengan melakukan metode kanguru, dimana bayi selalu berada di dada ibu. Tidurlah bersama bayi pada siang maupun malam hari, dekap dan gendonglah bayi sesering mungkin. Sebisa mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dapat dikerjakan oleh ibu sendiri, baik memandikan bayi, mengganti popok, ataupun mengajak bayi bayi mau menyusu Susuilah bayi sesering mungkin setiap 1- jam, paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam. - Gunakan ke-2 payudara, minimal 10-15 menit pada setiap payudara pada satu kesempatan menyusui - Pastikan posisi dan pelekatan bayi pada payudara adalah baik - Monitor asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari - Jangan mengunakan botol susu ataupun dot bayi. Metode finger feding memasukkan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi bisa digunakan untuk meningkatkan refleks menghisap bayi - Pada awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula, dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana sisi yang satu lagi di tempelkan pada payudara. Ibu dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saat bayi menyusu pada payudara ibu. Metode drip drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing Trainer System Lact- id International Supplemental Nursing System Medela juga dapat bayi tidak mau menyusu - Pastikan bayi dalam keadaan sehat - Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mungkin dengan mengunakan metode kanguru - Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-30 menit, 8-12 x/hari - Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu dan gunakan alat bantu untuk memberikan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula - Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayiMonitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehariLakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman untuk ibu dan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI lactogogues/galactogogue mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil melakukan relaktasi ataupun induksi dengan panduan tersebut di asupan bayi Timbanglah bayi setiap minggu, minimal kenaikkan berat badan bayi berusia kurang dari 9 bulan adalah 125 gram/minggu atau 500 gram/bulan - Monitor urin dan feses bayi. Frekuensi urin 6 kali atau lebih dalam sehari, tidak pekat ataupun bau. Dalam 4 minggu pertama, bayi mengeluarkan feses lembik cenderung cair warna kuning kecoklatan, beberapa kali dalam sehari. Selanjutnya frekuensi buang air besar akan berkurang sekali sehari sampai 7-10 hari sekali. Konsistensi dan warna feses akan berubah bila bayi telah mendapat makanan pendamping ASI. - Bayi yang bangun setiap 2-3 jam, menyusu dengan lahap dan terlihat aktif berinteraksi sosial sesuai dengan usianya, dapat menjadi panduan akan kecukupan asupan yang suplemen yang dibutuhkan bayi dan pengurangan suplemen saat relaktasi atau induksi laktasi dilakukan - Timbanglah bayi dan berilah suplemen yang direkomendasikan ASI donor atau susu formula 150 ml/kg BB/hari dengan alat bantu - Bila produksi ASI meningkat, kurangi sebanyak 50 ml setiap beberapa hari dengan memantau berat badan bayi tiap minggu sesuai penjelasan di atas. Pengurangan dilakukan pada jumlah suplemen bukan pada kekentalannya Pengurangan sejumlah 50 ml tersebut dapat dilakukan diantara beberapa kesempatan, misalnya kurangi pada 2 kali kesempatan menyusu dengan 25 ml perkali atau kurangi 5 kali kesempatan menyusu dengan 10 ml perkali - Lanjutkan jumlah yang ada setelah pengurangan tersebut untuk beberapa hari - Bila bayi menunjukkan asupannya cukupurin 6 kali atau lebih, tidak pekat atau bau, dan penambahan berat badan 125 gram atau lebih kurangi lagi jumlah suplemen yang diberikan - Bila bayi menunjukkan asupan kurang, pertahankan jumlah yang ada dalam 1 minggu lagi - Bila bayi tetap menunjukkan asupan yang kurang tambahkan lagi 50 ml dari jumlah suplemen terakhir yang telah diberikanTips-tips untuk melakukan induksi laktasiSelain-hal tersebut di atas yang telah dijelaskan, wanita yang akan mengadopsi bayi disarankan untuk memijat payudara dan memerah setiap 3 jam dan sekali pada malam hari selama 10-15 menit setiap kali dalam 3-6 bulan sebelum bayi datang. Berbeda dengan wanita yang hamil dan melahirkan, ibu yang akan mengadopsi anak dan belum pernah hamil, tidak memiliki kesempatan mengalami 9 bulan perubahan hormonal tubuhnya dalam menyiapkan diri untuk laktasi, sehingga hisapan bayi ataupun pemerahan payudara sangat diperlukan untuk kesiapan melakukan dan mempertahankan laktasi. Sering kali obat obat yang mengandung hormal diperlukan untuk mengatasinyaPemerahan ASI dengan menggunakan 2 pompa listrik pada ke-2 payudara pada satu kesempatan sangat dianjurkanKesehatan dan kesejahteraan bayi adalah yang diutamakan. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai usia dan jenis kelamin harus dipantau secara teratur. Kunjungan teratur ke dokter anak harus dilakukan untuk pemantauan dan lama menyusu bayi serta usia mulai diberikan makanan pendamping bayi adalah sama seperti bayi yang ibu yang mengadopsi bayi kemungkinan tidak dapat, memproduksi cukup ASI, dukungan dan pendampingan ibu sangat dibutuhkan untuk keberhasilan induksi laktasi. Anjurkan ibu untuk menemui kelompok pendukung ASI yang ada di daerah tempat tinggal relaktasi umumnya menghasilkan produksi ASI yang lebih banyak dari pada induksi laktasi. Payudara wanita yang mendapat pengaruh hormonal kehamilan, dan terutama wanita yang pernah menyusui, akan dapat memproduksi banyak ASI saat wanita tersebut melakukan diri dan motivasi yang kuat adalah kunci utama keberhasilan program relaktasi maupun induksi laktasi. Percayalah bahwa ibu akan mampu memberikan yang terbaik untuk menyusu pada ibu dan ibu rutin memerah ASI, merupakan kunci untuk keberhasilan menstimulasi produksi ASI, baik pada relaktasi maupun induksi laktasiKeberhasilan produksi ASI, seberapapun jumlahnya, hendaknya dipandang sebagai karunia yang patut Buku Indonesia MenyusuiPenulis Jeanne-Roos Tikoalu Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain. .
  • 77w4htlod7.pages.dev/140
  • 77w4htlod7.pages.dev/199
  • 77w4htlod7.pages.dev/380
  • 77w4htlod7.pages.dev/32
  • 77w4htlod7.pages.dev/306
  • 77w4htlod7.pages.dev/187
  • 77w4htlod7.pages.dev/161
  • 77w4htlod7.pages.dev/11
  • 77w4htlod7.pages.dev/388
  • pengalaman ibu yang berhasil relaktasi